Sekertaris LPM kota Bandar Lampung Ziarah ke Makam Leluhur Suku Lampung Minak Triodiso Di Desa Sekipi

Tapis Berseri102 views

Bandar Lampung ( Infofaktual ) Sekertaris Lembaga Pemberdayaan Masyarakat ( LPM ) kota Bandar Lampung melaksanaan ziarah ke makam leluhur Suku Lampung Minak Triodeso yang terletak di Desa Sekipi, Minggu 10 juni 2024 . Aminudin Subing ziarah bersama anak dan Rombongan para tokoh dari Kota Bandar Lampung

Situs Canguk Gaccak berada di wilayah Desa Sekipi, Kecamatan Abung Tinggi, Kabupaten Lampung Utara. Lokasi situs sangat mudah dicapai baik menggunakan kendaraan roda empat maupun roda dua. Dari Kotabumi menuju Bukit Kemuning hingga sampai di Simpang Rengas ke arah kiri menuju Desa Sekipi. Sebelum memasukan Desa Sekipi terdapat lokasi penambangan bahan galian C. dengan meyusuri jalan kampung akan sampai di lokasi yang berada di tepian Way Abung.

Cerita Perjalanan Panjang :
Menurut cerita lama yang disampaikan secara turun-temurun, masyarakat Lampung mula-mula bermukim di daerah Sekalabrak. Daerah ini berada di sekitar Gunung Pesagi hingga tepian Danau Ranau. Menurut kajian terhadap cerita rakyat yang dilakukan oleh Oliver Sevin, pada sekitar abad ke-14 terjadi migrasi dari Sekalabrak ke seluruh wilayah Lampung.

Diceritakan, adalah pemimpin Empu Canggih kKaratuan DI Puncak, yang berkuasa di puncak Gunung Pesagi melakukan perjalan mencari daerah baru untuk mendirikan perkampungan. Perjalanan Empu Canggih yang juga disebut Datu DI Puncak dari Sekalabrak singgah di daerah Selabung selanjutnya pindah lagi ke Canguk Gaccak.

Tidak berapa lama setelah rombongan Datu DI Puncak bermukim, diketahuilah bahwa di sebelah hulu telah bermukim Rio Kunang. Beliau adalah salah satu keturunan Datu Di Pemanggilan dari Puyang Semedekaw. Dalam rombongan Datuk Di Puncak disertai Beliyuk yang juga keturunan Puyang Semedekaw. Kelompok ini kemudian bersatu membangun perkampungan.

Ketenteraman, kemanan, dan kesejahteraan yang sudah terbentuk terganggu ulah pengkhianatan Raja Di Lawuk dari Laut Lebu yang menyamar sebagai tamu Datu Di Puncak. Kerabat Datu Di Puncak yang terdiri dari Nunyai, Unyi, Subing, Nuban, Bulan, Beliyuk, Kunang, Selagi, dan Anak Tuha berunding mengatur siasat pembalasan kepada Raja Di Lawuk. Diriwayatkan bahwa Subing akhirnya berhasil membalas dendam. Kemenangan ini kemudian dirayakan di daerah Gilas tepi Way Besay. Dalam perayaan ini kemudian terbentuklah masyarakat Abung Siwo Mego

Jejak-jejak Perkampungan :

Situs Canguk Gaccak berada di wilayah Desa Sekipi, Kecamatan Abung Tinggi, Kabupaten Lampung Utara. Lokasi situs sangat mudah dicapai baik menggunakan kendaraan roda empat maupun roda dua. Dari Kotabumi menuju Bukit Kemuning hingga sampai di Simpang Rengas ke arah kiri menuju Desa Sekipi. Sebelum memasukan Desa Sekipi terdapat lokasi penambangan bahan galian C. dengan meyusuri jalan kampung akan sampai di lokasi yang berada di tepian Way Abung.

Diceritakan, adalah pemimpin Empu Canggih kKaratuan DI Puncak, yang berkuasa di puncak Gunung Pesagi melakukan perjalan mencari daerah baru untuk mendirikan perkampungan. Perjalanan Empu Canggih yang juga disebut Datu DI Puncak dari Sekalabrak singgah di daerah Selabung selanjutnya pindah lagi ke Canguk Gaccak.

Tidak berapa lama setelah rombongan Datu DI Puncak bermukim, diketahuilah bahwa di sebelah hulu telah bermukim Rio Kunang. Beliau adalah salah satu keturunan Datu Di Pemanggilan dari Puyang Semedekaw. Dalam rombongan Datuk Di Puncak disertai Beliyuk yang juga keturunan Puyang Semedekaw. Kelompok ini kemudian bersatu membangun perkampungan.

Ketenteraman, kemanan, dan kesejahteraan yang sudah terbentuk terganggu ulah pengkhianatan Raja Di Lawuk dari Laut Lebu yang menyamar sebagai tamu Datu Di Puncak. Kerabat Datu Di Puncak yang terdiri dari Nunyai, Unyi, Subing, Nuban, Bulan, Beliyuk, Kunang, Selagi, dan Anak Tuha berunding mengatur siasat pembalasan kepada Raja Di Lawuk. Diriwayatkan bahwa Subing akhirnya berhasil membalas dendam. Kemenangan ini kemudian dirayakan di daerah Gilas tepi Way Besay. Dalam perayaan ini kemudian terbentuklah masyarakat Abung

Objek arkeologis yang menandai bekas perkampungan di Canguk Gaccak komplek meliputi tinggalan megalitik, komplek makam Minak Trio Diso, dan kompleks makam Rendang Sedayu. Perjalanan dari jalan desa menuju lokasi setelah melewati sungai kecil Way Tamiang akan sampai pada lahan kebun kopi. Di antara rimbunnya kopi terdapat beberapa batu yang merupakan peninggalan budaya megalitik. Batu tersebut ada yang disusun membentuk semacam meja dengan empat kaki yang dinamakan dolmen , susunan batu melingkar ( stone enclouser ), dan batu tegak yang ditancapkan secara berdiri yang disebut menhir. Peninggalan semacam ini terdiri 12 kelompok. Pada ujung timur lahan terdapat benteng tanah yang dilengkapi parit. Benteng dan parit ini membentang dari tepi Way Abung di selatan hingga tepi Way Tamiang di utara. Apabila dicermati, pada lahan ini akan dapat ditemukan pecahan keramik asing. Keramik yang pernah ditemukan berasal dari Cina buatan masa Dinasti Song (abad ke10 – 13) dan Yuan (abad ke13 – 14).

Di seberang Way Abung dapat dijumpai komplek makam Minak Trio Diso yang terdiri dari dua kelompok. Kelompok makam pertama berada di lahan di tepi sawah sebelah selatan Way Abung sedangkan yang kedua berada di sebelah barat kelompok makam pertama. Menurut keterangan John Akhyar (juru pelihara), pada kelompok pertama, tokoh utama yang dimakamkan adalah Minak Raja.

Di Lawuk. Dalam cerita rakyat, Minak Raja Di Lawuk dimakamkan di dua lokasi. Di Canguk Gaccak merupakan makam kepala, sedang badannya dimakamkan di Gedong Meneng., Tulangbawang. Konon apabila kepala dan badan tidak dipisah akan hidup lagi.

Kelompok makam kedua berada pada semacam bukit kecil setinggi sekitar 3 m. Komplek makam ini dilengkapi cungkup yang dibangun Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Lampung Utara pada tahun 2003. Tangga masuk berada di sisi timur. Pada anak tangga ketiga terdapat batu berdiameter sekitar 25 cm. batu ini merupakan lambang kepala Minak Raja Di Luwak, yang harus diinjak oleh keturunan Minak Trio Diso ketika akan berziarah. Pada bangunan cungkup terdapat tida makam. Makam paling timur merupakan makam Minak Dara Putih atau Hyang Mudo, makam yang di tengah merupakan makam Minak Trio Diso, dan yang di utara adalah makam Syekh Abdurrahman. Minak Trio Diso adalah gelar anak Datuk Di Puncak yang bernama Nunyai.

Di sebelah tenggara komplek makam Minak Trio Diso berjarak sekitar 300 m terdapat bukit kecil yang dinamakan Gunung Rimba Bekasan. Di atas bukit terdapat lahan seluas sekitar 65 ha yang ditumbuhi bambu. Pada hutan bambu ini terdapat lahan seluas sekitar 1 ha yang dikelilingi parit serta di sisi barat dan utara perbatasan dengan aliran sungai Pasuut yang merupakan anak Way Abung. Pada lahan ini terdapat makam keramat. Tokoh utama yang dimakaman adalah Rendang Sedayu. Tokoh ini dikenal sebagai salah satu isteri Minak Trio Diso. Rendang Sedayu juga dikenal dengan sebutan Raja Lemaung.

Untuk itu, Aminudin Subing mengajak kepada segenap pengurus karang taruna untuk bersama-sama menjaga kelestarian cagar budaya yang ada di Lampung Utara ini, dan menghormati leluhur Lampung Minak Trio Diso.

“Makam leluhur kita ini adalah bukti peradaban suku Lampung,jad kita wajib menjaga kelestariannya untuk terus diceritakan kepada anak cucu agar para penerus kita dimasa depan tidak lupa akan jasa para leluhur kita,” ujar Aminudin Subing

Kita pemuda wajib menggali potensi-potensi yang ada di Lampung Utara salah satunya Makam Minak Trio Diso ini. Jika ini dirawat dan dikelola dengan baik, ini dapat menjadi potensi wisata religi bagi Lampung Utara,” ucapnya. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *